Fakta seputar Paket 5 COREMAP-CTI per Desember 2021
- Detail
- Ditulis oleh Nurdyana Putri MD
Pelatihan Rehabilitasi Terumbu Karang Kepada Karang Taruna di Pulau Sebira - Kepulauan Seribu
- Detail
- Ditulis oleh Nurdyana Putri MD
16-18 November 2021 telah dilaksanakan Pelatihan Rehabilitasi Terumbu Karang kepada Pemuda Karang Taruna Pulau Sebira, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Ada 20 anggota Karang Taruna yang mengikuti pelatihan. Acara dimulai dari sambutan dari Yayasan TERANGI, Pak Lurah dan acara dibuka oleh Pak Camat Kepulauan Seribu Utara.
Tanam Terumbu Buatan "Prisma Artificial Reef Fish Shelter" di Pulau Seribu
- Detail
- Ditulis oleh Nurdyana Putri MD
Ekosistem terumbu karang adalah ekosistem diperairan laut dangkal yang sebagian besar terbentuk oleh terumbu karang. Ekosistem terumbu karang menjadi tempat tinggal, berkembang biak dan tempat mencari makan bagi ikanikan dan makhluk laut lainnya.
Rehabilitasi itu fokus terhadap karang sebagai pembangunan perlindungan pantai, menyediakan relung dan menarik bagi wisatawan tentunya. sebelum kita melakukan kegiatan rehabilitas, kita perlu mengetahui lebih dalam tentang konsep dan tujuan rehabilitasi itu dilakukan (panduan lengkap bisa dilihat di modul/jurnal/buku terbitan Yayasan TERANGI ya). setelah itu bagaimana alur pengambilan keputusan dalam menilai potensi pemulihan itu sendiri.
Aplikasi Pendukung Data EVIKA pada Lokasi Intervensi COREMAP - CTI
- Detail
- Ditulis oleh Super User
- Sebaran Mangrove
- Kondisi mangrove
- Pemantauan dengan VIIRS
- Agregasi Kapal
Kawasan Konservasi Perairan Daerah Raja Ampat
Taman Nasional Laut Sawu
- Sebaran Mangrove
- Kondisi mangrove
- Pemantauan dengan VIIRS
- Agregasi Kapal
Pengembangan Kurikulum Program Pelatihan Pemantauan Ekosistem Terumbu Karang untuk Mendukung Konservasi
- Detail
- Ditulis oleh Nurdyana Putri MD
Fina Rahmawati, Erry Utomo, Santi Maudiarti, Idris, Fakhrurrozi
ABSTRACT
Indonesia memiliki kawasan terumbu karang mencapai 25.000 km2 atau sekitar 10 % total terumbu karang dunia dengan keanekaragaman jenis karang paling tinggi yaitu 569 jenis dari 82 marga dan 15 suku atau sekitar 70 % lebih jenis karang dunia serta 5 jenis termasuk endemik. Masyarakat pesisir banyak menggantungkan hidupnya pada kawasan terumbu karang, namun saat ini terumbu karang di Indonesia dalam kondisi memprihatinkan. Guna menjawab permasalahan tersebut, Yayasan TERANGI mengembangkan pemantauan kondisi terumbu karang dan riset ilmiah yang melibatkan sumber daya manusia yang kompeten. Peningkatan kompetensi dilakukan melalui program pelatihan Pemantauan Terumbu Karang yang terbuka untuk umum dengan syarat-syarat tertentu. Tujuan dari program pelatihan ini adalah untuk mencetak para peneliti muda yang kompeten di bidang pemantauan terumbu karang. Namun program pelatihan belum memiliki kurikulum yang dapat dijadikan acuan atau pedoman selama menjalankan program. Maka penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan sebuah prototipe kurikulum program pelatihan pemantauan terumbu karang yang dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan program pelatihan di Yayasan Terumbu Karang Indonesia. Metode yang digunakan mengacu pada model Dick And Carey. Prosedur pengembangan dilakukan melalui sembilan tahap dari sepuluh tahap yang terdapat dalam model tersebut. Sebagai bentuk penilaian terhadap produk kurikulum yang dikembangkan maka dilakukan evaluasi formatif berupa expert review. Hasil review dari ahli kurikulum memperoleh skor rata-rata 3,43; ahli desain pembelajaran 3,46 dan ahli materi 3,64. Berdasarkan kriteria hasil penilaian yang telah ditentukan maka kurikulum pelatihan ini dinilai “Sangat Baik”.
KEYWORDS:
Pengembangan, Kurikulum, Program Pelatihan, Pemantauan Terumbu Karang